(0 pemilihan)

Pendidikan Kader Ulama Dasar (PKUD) Pilihan

 IMG20220918100603

Pada Hari ahad, 18 September 2022. Pondok Pesantren membuka kegiatan Pendidikan Kader Ulama Dasar (PKUD). kegiatan ini dibuka langsung oleh Ketua Umum Yayasan Al Hidayah Wal Hasanah Bapak KH. Ir. M. Julius Purba. pada kesempatan itu hadir para walisantri dan juga seluruh santri Pondok Pesantren Nur Hidayah.

Bapak KH. Ir. M. Julius Purba. menuturkan bahwa Ulama, begitu mulia dan pentingnya sosok manusia ini sehinga selalu aktual untuk disebut-sebut. Ketika banyak terjadi penyelewengan sosial di bumi ini maka ulama’ pun menjadi sasasaran pengaduan. Ulama, memang harus menjadi panutan dalam segala ihwalnya.

Kini, dalam era modern, yang ditandai dengan kemajuan teknologi, urbanisasi, masalah peledakan penduduk, ulama’ semakin ditantang untuk tetap eksis dan berperan dalam masyarakat. Hingga MUI pun membuat rekadaya “pengkaderan ulama’”, karena munculnya issu santer mengenai terjadinya krisis ulama itu. Demikianlah betapa pentinya makhluk yang bernama ulama’ itu, hingga orang Arab pun  mengatakan laulal ulama’ lakanannas kalbahaim,  seandainya tidak ada ulama’ maka manusia akan seperti binatang. Ya, seperti kata Nabi juga bahwa al-Ulama’ waratsatul anbiya’, ulama adalah pewaris para nabi.

Kenapa kaderisasi ulama?

 Sofistikasi sains dan teknologi serta budaya modern ternyata membuat para ahli khawatir akan berpengaruh fatal terhadap kehidupan manusia  dan bahkan semua makhluk yang ada di bumi ini. Ketika perubahan sosial budaya dalam masyarakat kita kian semakin terasa, maka tuntutan terahadap peran agama semakin besar, sementara kepergian ulama satu demi satu kian bertambah dan belum muncul penggantinya, maka pada gilirannya tuntutan terhadap ulama pun tak kalah besarnya, sebab merekalah sebagai penerus misi agama itu.

Program kaderisasi ulama yang sudah dimulai sejak 21/1/1989 juga didasari atas keprihatinan semakin berkurangnya minat anak-anak untuk mengaji dan belajar di pesantren. Seperti yang diberitakan Panjimas, 601/1989, dari sejumlah 150 ulama yang dibagikan angket oleh MUI, hanya 5 persen dari anak mereka yang tertarik dengan pendidikan pesantren. dibekali dengan mata kuliah pokok : Ulumul Qur’an, tafsir, ulum hadis, bahasa dan satra Arab, fiqih perbandingan, fiqih siasah, ushul Fiqih perbandingan filsafat Islam, ilmu kalam, tasawuf dan mata kuliah lintas disiplin: studi teks dan stadium general. Lengkap memang.

Kaderisasi Ulama Dasar di Pesantren

 Berbicara soal ulama tidak boleh tidak mesti harus melongok dunia pesantren, sebab pesantrenlah yang memproduk pada ulama itu. Ketika orang rame-rame menggugat ulama, mempertanyakan peran dan mengkhawatirkan kelangkaannya, maka pesantren pun menjadi incaran dan pembicaraan penting. Misalnya ketika melihat gejala krisis ulama yang disorot adalah lembaga pendidikan, yang menyangkut kualitas, intensitas dan efektivitas. Kenapa pendidikan pesantren? Perlukah dibenahi? Ya, tentunya ada yang perlu dibenahi dan ada yang harus dipertahankan.

KH. M. Julius Purba menyebutkan "Pesantren sebagai pendidikan tertua di Indonesia, memiliki asset besar al: adanya perhatian besar kiai terhadap santri, rasa hormat dan tawadhu santri terhadap kiai, hidup sederhana, hemat dan mandiri, kesetiakawanan saling menolong, disiplin serta tahan uji. Dalam kehidupan pesantren terlihat leburnya  individualisme dan egoisme. Apalagi kalau dikaitkan dengan persoalan pengangguran, pesantren tidak akan khawatir dengan pekerjaan, sebab pesantren memang tidak menjanjikan promise of job. Tujuan pendidikan pesantren yang asasi adalah untuk mencetak manusia berilmu dan bertakwa. Dua hal: ilmu dan takwa harus dimiliki seorang santri. Berilmu saja tanpa diserta takwa maka akan menjadi riskan.begitu pula sebaliknya.

Baca 1464 kali
Ir. H. Muhammad. J. Purba

Mari berbuat untuk ketenangan Akherat. Hartamu bukan penentu kebahagiaanmu di surga, namun Amal Jariahmu, akan berkekalan hingga kiamat nanti.

Selengkapnya di dalam kategori ini: « PPDB PONPES NUR HIDAYAH GEL II